Jumat, 06 Oktober 2017

Sejarah pulau makian

Sejarah Pulau  Makian

Suku Makeang dahulu kala dikenal dengan penyebutan “Taba” (wilayah Timur) atau Makeang Dalam. Sementara bahasa mereka disebut bahasa Tabayama (Zulyani Hidayah,1996). Untuk wilayah Barat (Makeang Luar) menyebutnya Pulau ‘Moi’, bahasa mereka disebut bahasa Jetine atau Desite (G.R.E. Lucardie, 1980), kedua bahasa tersebut tergolong dalam bahasa Austronesia dan non- Austronesia (W. Ph. Coolhaas, 1926).
Suku Makeang adalah salah satu dari puluhan kelompok etnis yang ada di Moluccas/ Maluku (utara) saat ini. Sejak kapan sebutan Taba atau Moi untuk pulau Makeang, baik oleh penduduk setempat maupun oleh orang asing untuk menandai gugusan kepulauan atau suku, belum ada catatan tertulis tentang itu. Namun diperkirakan jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa-Portugis sudah mengunakan sebutan kata tersebut ( Jacobs, 1971). Nampaknya penamaan untuk pulau Makeang dalam beberapa catatan sejarah sering berbeda penulisan/pengucapan terhadap pulau atau suku tersebut, ada yang sebut: Makyan (Francois Valentijn, 1724), Maquiem/Maqujem, (Tomi Pires, 1944) dan Makianners (D. G. Stibbe,1939), Makianese (de Clercq, 1890) namun belakangan banyak arsip Belanda mengunakan kata “Makian” (J. Paulus,1917), untuk menunjukan suku atau pulau tersebut, sehingga dalam penulisam kali ini penulis lebih mengunakan kata Makeang untuk menunjukan etnik yang di maksud.

Pulau Makian